14 Apr 2011

She is Not Ai -chapter 2-

apa sebaiknya aku ceritakan saja ke Hyo Ri ya?
tapi aku tidak ingin merepotkannya.
aku masih ingat betul ketika waktu itu di saat aku memintanya untuk menggantikanku piket karena aku harus segera pulang ke rumah untuk mengurus Tora yang sedang sakit. esoknya Ia masuk rumah sakit karena pingsan saat mengepel lantai yang kotor. untungnya tidak parah.. tapi itu sangat membuatku khawatir. apalagi dia berkata sambil tersenyum padaku bahwa dia baik-baik saja.

"khh.. mungkin sebaiknya tidak usah saja." kataku bergumam sembari bangkit dari bangku-ku.

"ng? kau bilang apa?" tanya Hyo Ri penasaran.

"aah.. tidak apa-apa. aku pergi dulu ya.."

"eeh? mau kemana?"
aku berlalu dan berpura-pura tidak mendengarnya.
"dasar dia itu." gerutunya.

takut. sebenarnya aku takut jika tidak bisa melakukan apapun untuk Tora dan juga untuk membalas kebaikan bibi yang selama ini merawatku dan Tora. apa yang harus kulakukan ya? kerja? tapi kerja apa?

*bluk*
aku terkejut ketika mengetahui bahwa aku menabrak seseorang dan membuatnya terjatuh di lantai.

"ah.. ma..maaf... aku tidak melihatmu." kataku kelimpungan sambil membersihkan diri.

"apa-apaan kau ini? kenapa malah melamun saat berjalan??" teriak pemuda itu marah dan menjulurkan tangannya. tapi apa maksud tangan itu ya?
spontan saja ku julurkan tanganku dan menjabat tangannya.
"hei... aku tidak menyuruhmu untuk berjabat tangan denganku. tapi aku menyuruhmu untuk membantuku berdiri, bodoh." tambahnya sambil memanyunkan bibir. hi hi.. lucu juga dia.

"eh? hehee... maaf. aku tidak tahu. hahaa~" jawabku meringis.
pemuda itu menatapku heran sambil memasang tampang yang menurutku menyebalkan.
"apa-apaan sih tampangmu itu? tidak enak dilihat, tahu =.=' ..."

"cih! itu karena aku benci dengan wajahmu yang tersenyum aneh." katanya sambil menunjuk-nunjuk ke arahku.

"a...apa?? kurang ajar sekali kau. berhenti menunjuk-nunjuk ke arahku!"

"(memasang tampang terkejut)...hei, jangan-jangan kau tidak tahu siapa aku??" tanyanya dengan nada tidak percaya.

"untuk apa aku harus tahu? memangnya penting??"

"ka... kau..." belum sempat meneruskan kata-katanya, tiba-tiba datang seorang pemuda lain ke arah kami.

"Harada, hei... kau dipanggil kepala sekolah tuh.." kata pemuda itu sambil menepuk seorang pemuda yang berdiri di depanku yang membuatku emosi.

"cih! lain kali kalau bertemu lagi, akan ku hajar kau!" katanya.

"coba saja!" kataku menantangnya sambil tersenyum licik.

"ayo, Harada!" ajak temannya.

"iya iya.."

ooh... jadi namanya Haruko..
haha.. nama yang cantik XD.

----------------------------------------------------------------

khhh... pemuda yang menyebalkan.

seumur hidupku, belum pernah aku bertemu dengan orang seperti itu.

hoooohh... jangan sampai aku bertemu dengan Dia lagi >.


kuteruskan langkahku menuju tempat favoritku.

letaknya ada di lantai paling atas gedung ini.

tempat yang membuatku bisa merasa tenang untuk sementara. untuk melupakan semua masalah yang menderaku.

ialah atap sekolah.

yup! sebentar lagi sampai.

ku buka saja pintu itu dan angin sepoi-sepoi langsung mengibaskan rambut dan juga seragamku.



"hyaaaaaahhh.... segarnyaaaaa~~!!!!!!", teriakku sembari meregangkan otot-otot tubuhku. ku lanjutkan dengan senam-senam ringan yang telah menjadi rutinitasku setiap aku tiba disini.

"khhh.... andai orang tua ku masih hidup... pasti aku dan Tora tidak akan kesulitan seperti ini.. kalau begitu aku harus mencari pekerjaan secepat mungkin niih.. khh~~" kataku kemudian merebahkan diri di lantai.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



[Harada Tetsuya POV]



perkenalkan.

namaku Harada Tetsuya umurku 16 tahun. aku adalah pemuda tampan dan kaya. cucu satu-satunya kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah ini.

aku adalah seorang ketua osis yang sangat disegani di sekolah ini.

TAK ADA SATU PUN PEREMPUAN YANG TAK SUKA PADAKU.

tapi entah mengapa sepertinya ada seorang perempuan (yang lupa kutanyakan namanya) yang tak kenal siapa aku.

mungkin karena saking terkenalnya aku sehingga perempuan itu tak sempat mengenalku.

yah, pasti begitu.. *menganggukkan kepala sambil berdehem-dehem*



"hei, Tetsuya.. keu dengar tidak?" tanya seorang lelaki tua yang berdiri di depanku ini. beliau adalah kekekku, seorang kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah ini. wajahnya tidak tampak seperti usianya.. terlihat masih muda dan segar bugar. "ku tanya kau dengar apa tidak?? mau ku tendang keluar kau???" ancamnya.

tetapi... sangat berbanding jauh dengan sifatnyaa~~ TToTT



" iya kek, aku dengar kok.." jawabku mengeluh.



"ini masih di lingkungan sekolah. panggil aku kepala sekolah!" tegasnya.



"baik, pak. maafkan saya.." kataku sambil menundukkan kepala.



"seperti yang ku katakan tadi. pada musim panas nanti, segera persiapkan festifal musim panas. umumkan kepada seluruh murid di sekolah ini. buat agar festifal musim panas tahun ini adalah festifal yang terbesar dan terbaik semenjak berdirinya sekolah ini. cepat laksanakan!" perintahnya sambil mengetukkan ujung jari telunjuknya ke meja.



"baik pak!!" sahutku tegas.



baiklah! sudah saatnya ya... aku pasti bisa!

-tsuzuku-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment? ayo!!^-^