Ai. Begitulah Ia disapa. Murid kelas 2 SMA ini sebenarnya biasa2 saja. Sama sekali tidak ada keistimewaan dalam dirinya. Ia tinggal berdua dengan adik lelakinya. Ayahnya telah meninggal dunia sebelum mereka berdua lahir . Ibunya meninggalkan mereka saat Ai berumur 5 tahun. Hingga saat ini mereka berdua hidup dalam kemiskinan. Selama ini biaya hidup mereka di tanggung oleh bibi Mina, seorang wanita paruh baya yang sudah menganggap Ai dan Tora sebagai anak kandungnya sendiri.
"aku tidak mau bergantung terus pada bibi Mina seumur hidupku." kata Ai pada bibi Mina.
"sudahlah, Ai.. Tidak usah kau pedulikan. Aku mau menghidupi kau dan adikmu, karena aku peduli. Kasihan kalian kalau ku tinggalkan begitu saja." ucap Bibi Mina khawatir.
"tapi bibi, kami ini sudah besar. Aku sudah kelas 2 SMA. Tora juga sudah kelas 1 SMA. Ijinkan kami untuk hidup mandiri. Aku ingin mencari pekerjaan agar bisa menghidupi aku dan Tora, bi."
"(dari teras rumah) kakak, ayo cepat berangkat. Nanti terlambat!!" teriak Tora memanggil kakaknya.
"sudahlah. Sebaiknya jangan dipikirkan dulu. Sebaiknya kalian berdua berangkat sekolah dulu." ujar bibi Mina.
"baiklah kalau begitu. Kami berangkat dulu ya, Bi." kata Ai sambil berjalan menuju teras.
"iya. Hati2 di jalan."
maka berangkatlah mereka menuju sekolah. Jaraknya cukup jauh dari rumah mereka.
Sesampainya di sekolah, mereka di sambut oleh security.
"seperti biasa. Kalian selalu sampai di sekolah tepat 5 menit sebelum gerbang ditutup." kata Pak Dan tersenyum.
"eh, pak Dan. Haha... Keren kan, Pak? Ehehe.." kata Tora ikut tersenyum.
"lain kali moment ini harus dirayakan." kata pak Dan usil.
"untuk apa pakai dirayakan, sih pak? Ini kan bukan acara ulang tahun." tanya Ai bingung.
"loh? Apa salahnya? (dari kejauhan terdengar bunyi klakson mobil) nah, itu mereka baru datang." kata pak Dan.
"siapa pak?" tanya Tora penasaran.
"Harada Tetsuya. Cucu kepala sekolah ini. Dua mobil di belakangnya, adalah Suzuki Toya, dan Juunya Shouta. Mereka sangat kaya. Sampai2 para guru tidak bisa memarahi apalagi mengeluarkan mereka bertiga dari sekolah ini." cerita pak Dan.
"oh begitu." ucap Ai dan Tora sambil mengangguk-angguk.
"loh? Kalian tidak kenal dengan mereka? Mereka itu kan populer sekali di kalangan perempuan." tanya pak Dan.
"kami belum pernah dengar tuh." kata Tora.
"mungkin karena kami tidak terlalu peduli." kata Ai melanjutkan.
"oh..ya sudah. Kalau begitu, cepat masuk kelas sebelum terlambat." nasihat pak Dan.
"baik". Ucap mereka berdua.
Sambil berjalan menuju kelas, mereka berdua memperhatikan ketiga lelaki kaya itu turun dari mobil mewahnya masing2 yang di sambut oleh para siswi di sekeliling mereka.
Istirahat siang yang panas... kelas yang ku huni ini bukanlah kelas yang elit. haha.. jadi sekolahku ini memang pilih kasih.
tiap kelas 1, 2, dan 3 masing2 digolongkan lagi menjadi 5 kelas.
kelas E(lit), kelas I(lmiah), kelas S(eni), kelas O(lahraga), dan kelas B(udaya).
nah, kelas yg ku huni ini adalah kelas B.
sebenarnya tidak banyak yg berbeda pada pelajarannya. hanya saja, seragam dan juga perilaku guru sangatlah berbeda. dan tentu saja kekayaan adalah yang paling diutamakan di sekolah ini.
huft.. dunia sungguh tidak adil.
"hayo mikir apaaa?!" kata seorang gadis bersuara cempreng mengagetkanku.
"Hyo Ri~>.///<" kata gadis blasteran Jepang-Korea ini.
"ng? siapa tuh Haruka Tetsuya?" tanyaku penasaran.
"bukan Haruka, tapi Harada! dia itu satu-satunya cucu kepala sekolah kita.. e..eeh? tunggu dulu.. jadi selama ini kau gak kenal siapa itu Harada Tetsuya??"
"enggak" <---polos
"huuufftt... biar ku jelaskan. jadi, dia adalah cucu dari kepala sekolah kita. ayahnya adalah seorang pengusaha kaya yang perusahaannya adalah terbesar di Jepang. bahkan sudah memiliki cabang yg tersebar ke seluruh dunia. sementara ibunya adalah seorang selebritis Jepang yang memiliki akses di Hollywood.. dan beliau sering sekali pergi keliling dunia. oh ya, kepala sekolah juga ternyata pemilik saham terbesar di Jepang lhoo.."
"wo.. woooww~ hebat sekali. keluarga macam apa mereka itu?? Hyo Ri tahu banyak ya?" kataku kagum.
"haha.. tentu.. aku kan ketua klub pemuja Harada Tetsuya. banyak info yg ku terima dr anak buahku."
"dasar ratu gosip.."
"hohoho... eh, Harada Tetsuya itu ketua osis lho.."
"masa??"
"kau ini bagaimana? sudah berapa lama kau jadi murid sini? masa' gak tahu sama ketua osis sendiri??"
"hehe.. tak ada waktu untuk memikirkan itu sih"
"dasar"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comment? ayo!!^-^