14 Apr 2011

She is Not Ai -chapter 3-

hegh? gawat... aku ketiduran!

ku lihat ke atas langit, ah.. sudah gelap..

pukul dahiku sendiri*plak*



"dasar bodooh~" kataku mengeluh dan menyalahkan diri sendiri.





ada sesuatu yang berbeda.sesuatu yang hangat menyentuh lenganku.

begitu ku alihkan wajahku ke sebelah kanan, seorang pemuda tampan tengah tertidur pulas.

bulu matanya lentik. rambutnya berwarna cokelat kemerahan.. dahinya berkeringat. kulitnya putih bersih...

hah? apa yang ku lakukan? sekarang bukan saatnya untuk kagum!aku harus pergi!!

segera ku bangkit dan ku ambil tasku.. kemudian berlari ke arah pintu dan memutar kenop pintu.

namun...

crek!

haah...?

crek! crek! crek! crek! crek! *suara kenop pintu yang diputar berulang kali*

apa-apaan ini? kenapa pintunya tidak bisa dibuka??



"heeeii... siapa saja tolong aku! aku belum ingin begituan dulu! aku belum ingin menikah!!!" teriakku sambil memukul-mukul pintu dengan keras.



"berisik!" seorang pemuda tadi duduk sekitar 3 meter di belakangku. ia menatapku dalam.



lidahku tercekat dan dahiku mengerut melihat tatapannya yang tajam itu. ku balikkan lagi badanku dan ku ketuk2 pintu dengan keras.



"tidaaakk... tolong aku!!"



"hei, aku tidak berminat melakukannya denganmu, bodoh!"



di..dia itu wajahnya saja yang tampan tapi cara bicaranya benar-benar menyakitkan. kedua tanganku ku silangkan dan ku taruh ke kedua bahuku dan mundur perlahan.



"sudah ku bilang, aku tidak ada minat denganmu!!" teriaknya.



"...(menatap penuh curiga) ta..tapi kenapa kau tadi tidur disebelahku?"



"sore hari adalah waktuku berada disini. dan sebenarnya aku tidak suka melihatmu disini. aku berusaha membangunkanmu tapi kau tidak bangun-bangun juga. jadi lebih baik ku putuskan untuk tidur saja. makannya jangan ge-er dulu." katanya sambil mengancingi kemeja putihnya.



"eh? ehe.. ehee heheheheee..." aku tertawa meringis setelah mendengar perkataannya barusan.



hahahaaa... benar-benar deh.. aku bodoh sekali.

kusadari itu.

dan kulihat pula ia tersenyum kecil..

akhirnya kami pun tertawa bersama.



"sudah hentikan. ini sudah malam lho.. aku mau pulang. *mengambil tasnya kemudian bangkit*"



"tidak bisa." jawabku.



"kenapa?" tanyanya lagi sambil terus berjalan ke arah pintu keluar.



"pintunya terkunci."



crek! kenop pintu itu di putarnya namu tidak bisa terbuka.

dicobanya lagi berulang kali.. crek! crek!

dan akhirnya....

crek! crek! crek! crek! crek! crek! crek! dengan geramnya kemudian ia mengetuk-ngetuk pintu itu dengan keras.



"heeeiii.... buka pintunyaaa~~!!!!!" teriaknya.



"ah..hahaa.. tak ada bedanya denganku. dasar berisik.. ==' "





sementara itu di tempat lain (di dumahnya Ai)...



kruyuuuuuuuukk~~~

"dasar kakak bodoh... cepat pulang dooong~ TToTT"

-------------------------------------------------

kini kami duduk berjauhan.. sekitar 5 meter.
sudah 30 menit, tapi tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut kami.
aku tak tahan lagi..
aku harus memulai pembicaraan ini duluan!

ku lirik dulu ia. ia mengambil sebatang rokok Marlebuorok dari sakunya. kemudian dinyalakannya rokok itu dan dihisapnya..
aku sebenarnya tidak suka dengan bau rokok tapi ketika melihatnya menghisap rokok seperti itu dibawah sinar rembulan..
apa ya? heeemm... sexy sekali! sungguh! ditambah lagi kancing atasnya dibukanya.. aku menelan ludah.. dia melihat ke arahku. sepertinya dia menyadari apa yang kuperbuat.
sambil tersenyum dia berkata, "ada apa? kenapa kau melihatku seperti itu? apa aku terlihat sexy?"

"hegh?? apa sih? jangan ge-er ya!" aku memalingkan muka.. berpura-pura tidak melihat apa-apa.

kemudian dia mendekatiku. dia mengambil beberapa helai rambutku.
aku menelan ludah semakin banyak. glek! glek! glek!

"kau... bilang saja bahwa kau menyukaiku.." glek! rambutku diciumnya~>.
aku memberontak!
aku tidak tahan dan pipiku memerah. kemudian aku bangkit dan kulihat dia menatapku.

"hentikan bodoh! ka.. kau itu jangan ge-er ya! menjauh dariku! menjijikkan!" teriakku..

dia menatapku heran..

"bukannya semua cewek memang suka dengan cowok yang sikapnya begitu?" tanyanya.

"maaf deh.. aku bukan seperti cewek yang kau maksud. aku normal! jadi, jangan lagi kau lakukan seperti itu." ucapku sewot.

ia tersenyum simpul. sambil mengancingkan kancing atasnya dan kembali memakai kacamatanya yang 40 menit lalu dilepasnya.

"huh, normal darimananya? justru kau yang abnormal." katanya sambil berjalan ke arahku.

"a..apa? hei.. tahu apa kau tentangku? kau yang bodoh!" balasku tak mau kalah.

"dasar. dari tadi aku bercanda tahu. disaat berduaan seperti tadi, biasanya perempuan mengharapkan hal yang terjadi di luar nalar.. yaah, kau-tahu-apa-lah.."

aku tertegun dengan apa yang dikatakannya.
mungkin memang benar bahwa justru aku lah yang abnormal.

"sudah cukup! sekarang saatnya serius. kau dan aku harus keluar dari sini." katanya.

"bagaimana caranya? pintunya terkunci. selain pintu itu, tak ada jalan keluar yang lain." tanyaku sambil menggarukkan kepala.

"kau tidak lihat? ada banyak jalan keluar disini."

"hah?"

"sudah jangan banyak omong. gertakkan gigimu!"
aku digendongnya.

"eh? apa-apaan ini??"

sambil berjalan ke ujung atap, sempat kulihat ia tersenyum licik.
dan kami pun terjun ke bawah..
dengan cepat!

"se.. selamat~" kataku lemas setibanya dibawah.

"untung ya".

"santai sekali kau! bagaimana kalau kita mati??" teriakku histeris.

"jangan marah. sudah bagus kita bisa keluar. seharusnya kau berterimakasih padaku."

"apanya?"

"sudahlah. cerewet sekali kau." katanya sambil berlalu.

hei.. pemuda abnormal,, bagaimanapun.. terimakasih.

-tsuzuku-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment? ayo!!^-^