19 Apr 2011

Akhirnya bertemu kembali

konnichiwa minna~^o^/

saya datang kemari mau membuat sebuah fanfiction!!
judulnya Akhirnya Bertemu Kembali
saya berniat melanjutkan fanfiction dari sebuah Manga berjudul Golden Days dari Shigeru Takao.
saya sudah mem-posting sinopsis dari komik aslinya beberapa hari lalu.
saya benar-benar gemas ketika membacanya!
terlebih lagi ketika membaca bab terakhirnya.
ukkkhhh~~ saya menangisss!!!!
pada akhirnya Mitsuya kembali ke masanya dan berpisah dengan Jin Kasuga. dan sang kakek, Yoshimitsu akhirnya meninggal dan kemudian datanglah seorang anak laki-laki bernama Ubukata yang ternyata adalah cicitnya Aiko(adiknya Jin Kasuga).

ukhh... daripada berlama-lama,, saya akan langsung saja membuat fanfictnya!!



AKHIRNYA BERTEMU KEMBALI

namaku Mitsuya. sudah dua tahun berlalu sejak kejadian itu.
kini aku menjalani hidup dengan bahagia dengan Ubukata. wajahnya mirip sekali dengan seseorang yang sampai akhir hayatku, tak akan pernah terlupakan. ya, aku sudah berjanji pada diriku sendiri dan juga pada kakek bahwa aku tak akan pernah melupakannya.
hari minggu, tahun Heisei, aku memutuskan untuk pergi ke gunung Atago bersama Ubukata. Ibu masih seperti dulu. Ia tetap overprotective padaku. kesal sih, tapi untungnya Ayah sangat baik padaku. Ayah adalah orang kedua setelah Ubukata yang tahu bahwa aku pernah ke zaman Taishou. makannya, Ayah mengizinkanku untuk pergi ke gunung Atago bersama Ubukata. karena saat itu, hanya Ubukata yang bisa menjagaku.

"sudahlah, Bu, jangan sedih begitu. aku kan hanya pergi ke gunung Atago. aku tidak pergi ke luar negeri kok.." kataku sambil memakai sepatu.

"tenanglah, bibi... kami pasti kembali." sambung Ubukata sambil tersenyum.

"tapi... kau tampak seperti akan pergi jauh.. ke tempat dimana aku tak bisa menjangkaumu untuk sementara." ucap Ibu sedih sambil memegang tangan ayah.

sepertinya Ibu masih sangat trauma.. penculikan yang ku alami belasan tahun lalu, sepertinya membuat ibu menjadi sangat tertekan.

"ibu jangan begitu. Mitsuya sudah besar. dia bisa menjaga dirinya. apalagi ada Ubutaka yang akan menemaninya.. sudahlah tidak usah cemas. (menatap Mitsuya)... kalian berdua pergilah..." ayah mengangguk tanda setuju. tampaknya ibu sudah tidak begitu cemas lagi. semua itu tampak dari wajahnya yang tersenyum simpul namun dahinya mengerut.

"baiklah.. kami pergi dulu." kataku membuka pintu.

"kami pergi dulu, paman..." Ubukata melambaikan tangan.

"Mitsuya... jangan sampai terkena flu, yaa!!" teriak ibu sambil menangis. sesekali ku lihat ke belakang, tampak senyum tulus dari ibu.

kami pergi dengan berjalan kaki.
Ubukata benar-benar hebat. aku tak tahu bagaimana aku harus berterimakasih padanya. Ia ada disaat aku sangat membutuhkan bantuan. Ia selalu bersamaku. bukan hanya wajahnya, tetapi juga sifatnya itu mirip sekali dengan seseorang yang dulu ku kenal.
benar... aku sangat merindukannya.

"ng? ada apa Mitsuya?" katanya heran saat menyadari diriku yang menatap dalam padanya.

"ti...tidak ada apa-apa." kataku menatap langit.

Ia berjalan cepat ke depanku, "kenapa kau menangis? apa aku berbuat salah padamu?"

"tidak. kau tidak salah apa-apa. aku hanya berpikir bahwa kau benar-benar baik. persis seperti 'Dia' yang ku kenal." tangisku sesaat setelah menghentikan langkahku.

"(tersenyum)...begitu ya? kau sudah tidak sabar ingin sampai ya? jangan menangis saat sudah sampai disana ya??" katanya sambil tersenyum.

"terima kasih. aku tidak tahu harus bagaimana untuk berterimakasih padamu."

"sudahlah.. tidak usah berterimakasih. ah, kita sudah hampir sampai!" kata Ubukata.

sudah lama sekali...
aku ingat! saat kita pertama kali bertemu, kau mengira bahwa aku adalah Yoshimitsu. kemudian kau memukulku dan aku pingsan. berapa kalipun aku bilang bahwa aku bukanlah kakek, tapi kau tetap saja keras kepala hingga akhirnya aku menyerah dan membiarkanmu memanggilku "Mitsu" sesukamu. kau selalu berkata "I Love You". tapi itu bukan untukku, melainkan untuk kakek. dan pada akhirnya aku tahu bahwa kau tulus saat mengatakan "aku menyukaimu..." kepadaku. ya! kata-kata itu untukku!
semuanya berubah dalam berpuluh-puluh tahun. rumah penduduk zaman dulu yang terlihat sangat rapat dan makmur, kini terbangun gedung-gedung mewah di atas gunung Atago.
hei, kau dengar tidak? aku baru menyadari perasaanku yang sebenarnya. aku menyukaimu, Tuan Raja...

"Mitsuya... jangan menangis! kau kan laki-laki!!" teriak Ubukata menyadarkanku.

"ma...maaf. sudahlah.. bisa tinggalkan aku sebentar?" tanyaku padanya. tampak wajah Ubukata yang cemas menatapku. aku tahu Dia sangat cemas dan sedih. akhirnya Ia tersenyum sambil mengerutkan dahinya.

"baiklah jika itu yang kau mau. panggillah aku jika kau sudah merasa lega. aku ada di tepi sungai di bawah sana."

"terima kasih..."

Ubukata pun berlalu.
angin sepoi-sepoi menghampiriku. rambut hitamku menari-nari di angkasa.
Kau... sampai kapanpun akan selalu ku ingat.
sepertinya Kakek pun merasa begitu.
sepertinya Ia juga mempunyai perasaan terhadapmu.
meskipun aku tidak begitu lama mengenalmu tapi aku benar-benar paham perasaan itu. perasaan menyukai dirimu yang sampai kapanpun akan selalu menyukai kakek.
akupun berharap bahwa perasaanmu itu juga untukku.
aku... jika waktu bisa kembali, aku akan membuatmu menyadari perasaanku yang sesungguhnya.
aku ingin kau tahu bahwa aku juga menyukaimu, Jin...

###DDDDDDDDRRRRRRRRDDDDDDDDDTTTTTTTTTTT!!!!###
a...apa ini???
gempa????
tidak!! aku belum mau mati!
Tuhan, aku masih ingin hidup!
Ubukata, Ibu, dan Ayah harus bahagia bersamaku!
JIIINN!!!!

"MITSUYAAAAAA!!!!" sesaat sebelum mata ini terpejam, kudengar suara Ubukata memanggilku.

aaahhh.... apa aku akan mati, ya Tuhan??

--------------------------------------------------------------------------

plik!
kudapati diriku terduduk di tepi jalan setelah aku sadar.
ku lihat disekelilingku. walaupun samar-samar, namun aku yakin!
ini adalah zaman Taishou yang ku kenal!
orang-orang berlalu-lalang mengenakan kimono.
mobil antik yang mempunyai kecepatan yang sangat lambat dan juga becak-becak yang sedari tadi lewat di depanku...
ya! tak salah lagi!! ini benar-benar zaman Taishou!!

ohh... dimana Jin?
apa Dia masih hidup??
Aiko? kak Kunimi? Kak Yuriko??
kalian semua... apakah kalian masih tinggal disini?

"Mi...Mitsuya?" kata seorang lelaki dari arah belakangku.

saat ku palingkan wajah ke belakang... ya! rambut itu... suara itu... mata hijau itu... wajah itu.... "Jin?? benarkah itu Kau?" tanyaku terisak.

"Kau... bukan Yoshimitsu, kan?" tanyanya.

"aku... Mitsuya, bodoh.." kataku sambil tersenyum.

Ia berlari ke arahku dan memelukku.
ya Tuhan,, terima kasih karena telah memberikanku kesempatan untuk bertemu dengannya lagi..

"Mitsuya.. katakan padaku bahwa aku tak sedang bermimpi!" teriaknya di telingaku sambil terus mendekap erat tubuhku. kurasakan sesuatu yang basah di pundakku. air matanya... berjatuhan membasahi bajuku."

"tidak.. kau tidak sedang bermimpi. aku benar-benar Mitsuya." jawabku sambil tersenyum.

Ia melepaskan pelukannya. kemudian menatapku sambil tersenyum. aku pun tersenyum padanya.

"aaahh... akhirnya bertemu kembali..." di dekap lagi tubuhku.

hangat... tubuh inilah yang kurindukan.
pelukannya, suaranya, dan wajahnya... tidak berubah.

"mana Kakek?" tanyaku.

"aku tidak tahu. setelah aku kembali ke Jepang setelah pulang dari Italia, Ia sudah menghilang entah kemana. aku benar-benar kehilangannya setelah kehilanganmu juga. apa kau tidak tahu perasaanku setelah kau tinggalkan, hey, Mitsuya?"

"tentu saja aku tahu. aku juga merasa kehilanganmu bodoh. tapi berhentilah mengatakan hal romantis begitu. kau benar-benar tidak berubah, ya..."

"hahaa.. kau ini. kau pun sama saja. hanya rambutmu saja yang bertambah panjang. benar-benar indah..." katanya sambil mencium beberapa helai rambutku.

aku tersipu. dasar... sifatnya itu pun sama sekali tidak berubah.

"heeeee... ada apa ini? tumben. biasanya kau selalu menghindar. apa kau mulai suka padaku?" tanyanya.

"jangan GE-ER ya!!!" kataku sembari melayangkan tinju ke arahnya.
Ia berkelit. sepertinya Dia sudah mulai terbiasa dengan semua tinju-tinju yang biasanya selalu kulayangkan padanya. heh, sepertinya hanya itu yang berubah darinya.

"jangan kasar-kasar begitu dong, Mitsu..."

"kau duluan kan yang memulai.. huh!"

"sudah sudah... hey, mulai tahun depan aku akan ikut perang."

"apa?"

"iya.. perang dunia ke-2"

sesaat kemudian angin kencang berhembus di dalam hatiku.


-TSUZUKU-

4 komentar:

  1. Eeeeh! Doushite tsuzuku desuka?!
    mau liat lanjutannya! XDD
    eeh.. tapi Jin gak suka sama kakek lagi ya? :(

    BalasHapus
  2. tsuzuku desu yo!!
    iya.. soalnya kalau aku menamatkan ceritanya sekarang, pasti ceritanya gantung.
    aku pingin membuat jin sama mitsuya sama2 merasa enak meskipun mereka berdua ditakdirkan u/ tidak bersama.

    tentu saja Jin masih menyukai Yoshimitsu.. tapi nanti perlahan, rasa sukanya beralih ke mitsuya. sedangkan nanti yoshimitsu hanya dianggap sebagai adiknya =3

    BalasHapus
  3. kinda ironic but it's okay~ TTwTT
    ntar kalo udah ada lagi kasih tau ya~

    BalasHapus

comment? ayo!!^-^