Judul : Jangan-Jangan Suamiku...??
Chapter : 2
Genre : Drama
Cast : Okamoto Keito, Okamoto Miki (own character), Chinen Yuri, other member Hey! Say! JUMP, Yamashita Tomohisa
[Miki POV]
ada apa ini sebenarnya?
apa yang terjadi pada mereka?
di sudut restoran dengan sepiring penuh kentang goreng dan tiga minuman bersoda di atas meja, kupandangi mereka satu-persatu.
mereka saling bertatapan mata. sudah sepuluh menit mereka begitu dan tak ada satu patah kata pun terucap dari mulut kami bertiga. kulihat ke sekeliling kami para pengunjung justru sedang sibuk memperhatikan kami. menatapi kami dengan pandangan aneh. aku menghela napas panjang. berharap salah satu dari mereka mau memberikan penjelasan mengapa hal itu bisa terjadi. apa yang dikatakan oleh Keito setengah jam yang lalu.
[flashback start]
"Keito?", tanya pemuda itu dengan menduga-duga.
"Yuri?", tanya Keito menduga-duga. takut salah orang.
"siapa dia, sayang?", tanyaku pada Keito yang saat itu sedang memandang pemuda yang ada di hadapannya.
"dia... mantan pacarku.", jawab Keito pelan.
"HAH???", tanyaku kaget dan melotot ke arah Keito dan pemuda bernama Yuri itu.
[flashback end]
ada apa sebenarnya?
apa mereka sedang bermain drama?
[Yuri POV]
wajah yang sudah lama tak pernah muncul di depanku. wajah yang selalu ingin kutemui. wajah yang masih sama seperti yang dulu. wajah Okamoto Keito. masih terbayang di benakku kala itu. masa-masa SMA yang penuh dengan kenangan ketika aku, Keito, Daiki, dan Yuto pergi bertamasya ke pantai Nishi di pulau Hateruma. kami menghabiskan waktu disana, bercengkerama, tertawa bersama, menginap di villa dekat sana, lalu menyalakan api unggun di bibir pantai. belum lagi masa-masa saat di kelas ketika kami dihukum bersama di luar kelas karena ribut saat pelajaran. tapi bukannya mengerjakan hukuman itu kami malah menyelinap ke studio lalu bermain band kemudian ketahuan oleh guru lalu kami diskors selama seminggu. sungguh kenangan yang tak akan pernah terlupakan.
kulirik perempuan yang ada disampingnya. perutnya besar. ah.. jadi begitu...
"dia isterimu ya?" tanyaku tersenyum ke arah Keito.
kulihat orang yang kumaksud, ia menatapku dengan setengah terkejut. rupanya ia sangat menanti-nantikan salah satu dari kami ada yang berbicara.
"benar." balasnya. "kau.. apa kabarmu?" lanjutnya.
"baik. bagaimana denganmu? ...ah, tapi tampaknya tak perlu kutanyakan sih hahaa.." kataku.
"seperti yang kau lihat. isteriku sedang hamil. jadi aku harus menjadi lelaki yang sehat supaya isteriku bisa nyaman berada di sisiku." katanya.
aku sedikit kaget mendengarnya.
ada perasaan kecewa.
"benar. kau benar, Keito! hahaa..." kutanggapi saja dengan bercanda. kuharap mereka yakin.
"lalu.. Yuri, apakah kau sudah menyelesaikan urusanmu di New York?" tanyanya.
aku tersenyum simpul mendengar pertanyaannya itu.
bagaimana bisa kau menanyakan hal itu, Keito?
apa kau sedang mempermainkanku?
apa kau sedang mengetesku?
"aku sedang liburan. jadi, kuputuskan saja berlibur kemari. memangnya kenapa kau bertanya begitu?" tanyaku penasaran. kurasa ia mengerti jalan pikiranku.
"tidak. aku hanya ingin tahu saja."
[Author POV]
selepas dari sana, Keito dan Miki kembali ke apartemen mereka. setelah sampai di apartemen, Miki yang baru saja melepaskan sepatunya sendiri itu pun langsung menghadang Keito yang saat itu hendak beranjak ke kasur.
"omong-omong kau belum menjelaskan padaku", tanya Miki pada Keito.
"penjelasan apa?", tanya Keito menatap heran ke arah Miki.
"Chinen Yuri. apa hubunganmu dengannya?"
"hah?"
"jangan pura-pura bodoh, deh. dia laki-laki, kan? kenapa kau bilang kalau dia adalah pacarmu?"
[Keito POV]
gawat. jadi.. aku pernah berkata seperti itu ke isteriku?
"eh? memangnya aku pernah bilang begitu?" tanyaku berpura-pura. kulihat isteriku terlihat tak percaya padaku. seperti sedang menyelidiki sesuatu dalam diriku.
"iya. tidak salah lagi. tadi kau berkata seperti itu padaku!"
kutengadahkan kepalaku ke atas melihat langit-langit kamar seperti sedang mengingat-ingat sesuatu kemudian menatap Miki dengan tersenyum.
"ya ampun. kau ini ya. kau tidak ingat ya? aku kan bilang 'dia mantan pacar temanku'." Miki terlihat kaget di hadapanku. dengan setengah tak percaya, ia menatapku heran sambil terus berpikir keras.
"apa benar begitu?" tanyanya.
"benar, sayang. sudahlah tak usah dipikirkan. lebih baik sekarang kau tidur saja. kau harus istirahat agar bayi kita juga bisa beristirahat, ya?" ucapku sambil mengecup bibirnya dengan lembut. kuyakinkan ia agar ia mau melupakan masalah itu.
senyum manis tersungging di bibir kecilnya. ia mengangguk pelan kemudian membaringkan tubuhnya di kasur.
ah.. syukurlah...
-BERSAMBUNG-
waaahh.. akhirnya chapter 2!!!!
maaf banget. chapter dua ini saya buat tanpa ada persiapan. jadi hasilnya setengah-setangah seperti ini. tak ada inspirasi mau dibuat seperti apa chapter dua dan tiga, sama sekali belum terpikirkan. maaf!!!
saat membuat chapter 2 ini, saya benar2 berpikir dengan keras mau saya apakan Chinen Yuri disini?
ketika saya membuatnya berpikir bahwa ia kecewa ketika mengetahui perasaan Keito untuk melindungi Miki, saya benar-benar terkejut. "apa benar saya mau membuat Chii jadi M*ho??"
ada perasaan menyesal saat membuatnya TTwTT
saya juga fansnya Chii, saudar-saudara! jadi saya sama sekali gak ada niat untuk membuat Chii benar2 menjadi seperti yang saya inginkan atau tidak. semua ini hanyalah pikiran saya yang ingin dia tampil jadi uke walaupun kadang saya berpikir lebih baik si Keito saja yang jadi uke wkwkk..
terlepas dari semua itu, mari kita anggap ini adalah karya seni. ya? ya?? #maksa
oke, saudara-saudara??
terima kasih sudah membacanya sampai akhir.
mari berkomentar agar saya dapat membuat kemajuan lagi.
semoga setelah ini kalian tidak mengalami amnesia akut ya! wkwkk..
sampai jumpa di chapter 3!!!
Chapter : 2
Genre : Drama
Cast : Okamoto Keito, Okamoto Miki (own character), Chinen Yuri, other member Hey! Say! JUMP, Yamashita Tomohisa
[Miki POV]
ada apa ini sebenarnya?
apa yang terjadi pada mereka?
di sudut restoran dengan sepiring penuh kentang goreng dan tiga minuman bersoda di atas meja, kupandangi mereka satu-persatu.
mereka saling bertatapan mata. sudah sepuluh menit mereka begitu dan tak ada satu patah kata pun terucap dari mulut kami bertiga. kulihat ke sekeliling kami para pengunjung justru sedang sibuk memperhatikan kami. menatapi kami dengan pandangan aneh. aku menghela napas panjang. berharap salah satu dari mereka mau memberikan penjelasan mengapa hal itu bisa terjadi. apa yang dikatakan oleh Keito setengah jam yang lalu.
[flashback start]
"Keito?", tanya pemuda itu dengan menduga-duga.
"Yuri?", tanya Keito menduga-duga. takut salah orang.
"siapa dia, sayang?", tanyaku pada Keito yang saat itu sedang memandang pemuda yang ada di hadapannya.
"dia... mantan pacarku.", jawab Keito pelan.
"HAH???", tanyaku kaget dan melotot ke arah Keito dan pemuda bernama Yuri itu.
[flashback end]
ada apa sebenarnya?
apa mereka sedang bermain drama?
[Yuri POV]
wajah yang sudah lama tak pernah muncul di depanku. wajah yang selalu ingin kutemui. wajah yang masih sama seperti yang dulu. wajah Okamoto Keito. masih terbayang di benakku kala itu. masa-masa SMA yang penuh dengan kenangan ketika aku, Keito, Daiki, dan Yuto pergi bertamasya ke pantai Nishi di pulau Hateruma. kami menghabiskan waktu disana, bercengkerama, tertawa bersama, menginap di villa dekat sana, lalu menyalakan api unggun di bibir pantai. belum lagi masa-masa saat di kelas ketika kami dihukum bersama di luar kelas karena ribut saat pelajaran. tapi bukannya mengerjakan hukuman itu kami malah menyelinap ke studio lalu bermain band kemudian ketahuan oleh guru lalu kami diskors selama seminggu. sungguh kenangan yang tak akan pernah terlupakan.
kulirik perempuan yang ada disampingnya. perutnya besar. ah.. jadi begitu...
"dia isterimu ya?" tanyaku tersenyum ke arah Keito.
kulihat orang yang kumaksud, ia menatapku dengan setengah terkejut. rupanya ia sangat menanti-nantikan salah satu dari kami ada yang berbicara.
"benar." balasnya. "kau.. apa kabarmu?" lanjutnya.
"baik. bagaimana denganmu? ...ah, tapi tampaknya tak perlu kutanyakan sih hahaa.." kataku.
"seperti yang kau lihat. isteriku sedang hamil. jadi aku harus menjadi lelaki yang sehat supaya isteriku bisa nyaman berada di sisiku." katanya.
aku sedikit kaget mendengarnya.
ada perasaan kecewa.
"benar. kau benar, Keito! hahaa..." kutanggapi saja dengan bercanda. kuharap mereka yakin.
"lalu.. Yuri, apakah kau sudah menyelesaikan urusanmu di New York?" tanyanya.
aku tersenyum simpul mendengar pertanyaannya itu.
bagaimana bisa kau menanyakan hal itu, Keito?
apa kau sedang mempermainkanku?
apa kau sedang mengetesku?
"aku sedang liburan. jadi, kuputuskan saja berlibur kemari. memangnya kenapa kau bertanya begitu?" tanyaku penasaran. kurasa ia mengerti jalan pikiranku.
"tidak. aku hanya ingin tahu saja."
[Author POV]
selepas dari sana, Keito dan Miki kembali ke apartemen mereka. setelah sampai di apartemen, Miki yang baru saja melepaskan sepatunya sendiri itu pun langsung menghadang Keito yang saat itu hendak beranjak ke kasur.
"omong-omong kau belum menjelaskan padaku", tanya Miki pada Keito.
"penjelasan apa?", tanya Keito menatap heran ke arah Miki.
"Chinen Yuri. apa hubunganmu dengannya?"
"hah?"
"jangan pura-pura bodoh, deh. dia laki-laki, kan? kenapa kau bilang kalau dia adalah pacarmu?"
[Keito POV]
gawat. jadi.. aku pernah berkata seperti itu ke isteriku?
"eh? memangnya aku pernah bilang begitu?" tanyaku berpura-pura. kulihat isteriku terlihat tak percaya padaku. seperti sedang menyelidiki sesuatu dalam diriku.
"iya. tidak salah lagi. tadi kau berkata seperti itu padaku!"
kutengadahkan kepalaku ke atas melihat langit-langit kamar seperti sedang mengingat-ingat sesuatu kemudian menatap Miki dengan tersenyum.
"ya ampun. kau ini ya. kau tidak ingat ya? aku kan bilang 'dia mantan pacar temanku'." Miki terlihat kaget di hadapanku. dengan setengah tak percaya, ia menatapku heran sambil terus berpikir keras.
"apa benar begitu?" tanyanya.
"benar, sayang. sudahlah tak usah dipikirkan. lebih baik sekarang kau tidur saja. kau harus istirahat agar bayi kita juga bisa beristirahat, ya?" ucapku sambil mengecup bibirnya dengan lembut. kuyakinkan ia agar ia mau melupakan masalah itu.
senyum manis tersungging di bibir kecilnya. ia mengangguk pelan kemudian membaringkan tubuhnya di kasur.
ah.. syukurlah...
-BERSAMBUNG-
waaahh.. akhirnya chapter 2!!!!
maaf banget. chapter dua ini saya buat tanpa ada persiapan. jadi hasilnya setengah-setangah seperti ini. tak ada inspirasi mau dibuat seperti apa chapter dua dan tiga, sama sekali belum terpikirkan. maaf!!!
saat membuat chapter 2 ini, saya benar2 berpikir dengan keras mau saya apakan Chinen Yuri disini?
ketika saya membuatnya berpikir bahwa ia kecewa ketika mengetahui perasaan Keito untuk melindungi Miki, saya benar-benar terkejut. "apa benar saya mau membuat Chii jadi M*ho??"
ada perasaan menyesal saat membuatnya TTwTT
saya juga fansnya Chii, saudar-saudara! jadi saya sama sekali gak ada niat untuk membuat Chii benar2 menjadi seperti yang saya inginkan atau tidak. semua ini hanyalah pikiran saya yang ingin dia tampil jadi uke walaupun kadang saya berpikir lebih baik si Keito saja yang jadi uke wkwkk..
terlepas dari semua itu, mari kita anggap ini adalah karya seni. ya? ya?? #maksa
oke, saudara-saudara??
terima kasih sudah membacanya sampai akhir.
mari berkomentar agar saya dapat membuat kemajuan lagi.
semoga setelah ini kalian tidak mengalami amnesia akut ya! wkwkk..
sampai jumpa di chapter 3!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comment? ayo!!^-^