oke, saya tahu judulnya aneh.
"Jangan-Jangan Suamiku...??"
jujur, hanya judul itu yang terlintas di benakku.
ini merupakan fanfiction saya yang dibintangi oleh anak JUMP. hehe.. teuteup yak! XD
saya adalah Author Super Amatir.
jadi, maaf kalau ceritanya ngawur, aneh, gaje, menyesatkan, menyebalkan, bikin sakit mata, dan bikin ayan se-RT karena saya masih belajar dan sedang menata EYD saya dengan sebaik-baiknya.
tapi dibalik semua ke-gaje-an itu, saya berharap kalian semua dapat menikmati karya saya ini.
mohon bantuannya mengenai fanfict ini kawan!
jadi ayo beri komentar!!!
Judul : Jangan-Jangan Suamiku...??
Chapter : 1
Genre : nnnnggg... entahlah. soalnya saya langsung membuatnya disini tanpa berpikir genre apa yang pantas XD
Cast : Okamoto Keito, Okamoto Miki (karakter buatan saya), Chinen Yuri, member Hey! Say! JUMP lainnya, Yamashita Tomohisa.
[Miki POV]
Hari minggu pagi. oke, aku tahu. hari ini jadwal check up kandungan di Rumah Sakit Sayang Sekali. kulihat jam beker Mickey Mouse pemberian Keito. ah.. masih jam 7 pagi rupanya. jadwal check up masih dua jam lagi. kuputuskan untuk segera bangun, pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, lalu menyiapkan sarapan di dapur yang masih kinclong di hari ini. sarapan yang menurutku mudah dibuat... Nasi goreng dan telur dadar.
oke, aku tahu ini keterlaluan. aku sudah menjadi isteri Keito satu setengah tahun yang lalu namun sarapan yang kubuat hanya itu-itu saja. bahkan yang lebih elit sedikit hanyalah beberapa lembar roti tawar dan mentega tersedia di meja makan sekali-sekali meniru sarapan khas orang barat. baiklah, aku akan berjuang di hari esok. akan kubuatkan sarapan yang lebih enak di hari berikutnya.
ku intip sedikit ke arah tempat tidur.
belum bangun rupanya. suamiku yang tampan masih tertidur pulas disana. masih melanjutkan rutinitas sebagai seorang isteri, memasak. ah.. bukan. lebih tepatnya menggoreng. masih terngiang di benakku kala itu, saat Keito melamarku, kemudian kami menikah, lalu bercumbu, lalu sekarang aku hamil. semua begitu cepat. akupun tersenyum-senyum sendiri sembari mengingat masa-masa yang penuh dengan kenangan. ibaratnya kalau di komik-komik yang sering kubaca, sekarang ini pasti di background ku ada berkuntum-kuntum bunga dengan warna merah jambu di sekelilingku. haha... payah.
"Hayoo.. senyum-senyum sendiri. haha..", aku melongok saat seseorang memegang pinggangku sambil mencium pundakku dari belakang.
"K.. Keito..! bikin kaget saja!", teriakku padanya saat aku membalikkan badanku ke arahnya.
"Morning honey~", katanya sambil mengecup bibirku dengan lembut.
aku hanya merasakannya dengan lembut. bukan ciuman panas seperti biasanya. mungkin karena ini masih terlalu pagi dan Keito belum sepenuhnya berhasil mengumpulkannya nyawanya dan masih terbawa mimpi.
"mo.. morning... kau mengagetkanku. bagaimana kalau nasi gorengnya gosong?", tanyaku cemberut.
"kita masih bisa delivery atau makan di luar. itu sudah cukup". aku mentapnya lekat-lekat.
aku tahu semalam dia bermimpi yang aneh karena ia ngelindur sambil mengatakan 'aku mau ayam goreng...". dan itu cukup membuatku tercengang dan terpaku selama beberapa saat setelah aku menemukan diriku yang benar-benar tidak bisa memasak kecuali membuat nasi goreng dan telur goreng. memang ayam goreng mudah dibuat tetapi aku tak tahan dengan cipratan minyak setiap kali hendak memasukkan ayam-ayam itu ke dalam wajan. oke, aku tahu aku egois. aku tahu benar aku adalah isteri yang payah. isteri payah yang hanya bisa memasak jenis tertentu dan hanya bisa delivery order saja. plis deh~!! aku benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik. aku benar-benar ingin menjadi seorang isteri yang baik dan menjadi ibu yang baik untuk anakku kelak. aku ingin bisa memasak!
"mandi sana!", perintahku sambil membolak-balikkan spatula di wajan. sebentar lagi matang pikirku.
"tidak mau. aku hanya mau bersama isteriku lebih lama seperti ini", jawabnya sembari melingkarkan tangannya di pinggangku kemudian merapatkan tubuhnya di punggungku.
"mesum!!! sana, pergi mandi atau kau tidak akan mendapatkan jatah sarapanmu selama seminggu!"
"eeehh?? baiklah!", katanya terhuyung-huyung sambil mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi. ber-shower.
gawat. hampir saja jantungku mau lompat.
[Keito POV]
aku masih tak percaya ketika mendapati diriku yang terbangun di pagi hari kemudian melihat sosok seorang wanita sedang memasak di dapur. ah.. aku sudah menikah ternyata. aku tahu itu sudah cukup lama. satu tahun setengah kurasa dan saat ini isteriku sudah mengandung tujuh bulan. anak pertama. aku akan menjadi seorang ayah. seorang ayah yang setiap pagi mengantarkan anaknya ke sekolah, kemudian pergi ke kebun binatang bersama, lalu main gitar bersama. ah.. aku sungguh tak sabar menunggu hari itu tiba. segera saja ku tuntaskan tubuhku yang basah karena air ini, membungkusnya dengan handuk, lalu pergi berbenah diri untuk bersiap sarapan lalu mengantarkan isteriku ke rumah sakit. ya, Satou Miki..ah, bukan! Okamoto Miki. ya, sekarang namanya sudah berubah menjadi 'Okamoto'. aku akan mengantarkannya kesana bersama dengan calon anakku.
"ayo sarapan. makanannya sudah siap", sapa isteriku sesaat setelah aku keluar dari kamar mandi.
"oke! kau juga bersiap-siaplah. kita akan ke rumah sakit setelah sarapan", balasku tersenyum.
kulihat ia menyunggingkan senyum di bibirnya. ah.. ia terlihat manis sekali. "aku tahu", katanya.
[Author POV]
dalam waktu dua puluh menit, mereka sampai di rumah sakit. mereka bertemu dengan dokter kandungan, Yamashita Tomohisa.
[Miki POV]
"jadi bagaimana dok?", tanyaku pada dokter Yamashita di depanku sekarang.
dokter kurus yang tampak masih muda itu dengan berbalut seragam putih dengan stetoskop yang menggantung di sekitar lehernya sedang menulis laporan di buku besar yang ia pegang. 'tampan' pikirku. kulihat Keito mendekatkan wajahnya ke arahku sambil meamandang sinis. aku tahu yang ia pikirkan. ia cemburu pada dokter itu. akupun hanya bisa tersenyum ke arahnya.
"karena sudah tujuh bulan, ibu jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja. tentu saja, itu termasuk pekerjaan rumah tangga dan apapun yang bisa membuat ibu menjadi lelah. anda tidak boleh terlalu lelah karena itu bisa mempengaruhi janin yang ada di kandungan ibu. ibu harus sering-sering memijat-mijat bagian perut ibu dengan lembut supaya janin dalam kandungan bisa merasakan kelembutan ibunya juga." kata dokter itu dengan setengah bercanda. kami tertawa kecil.
"tapi.. kalau terlalu santai seperti itu, saya bisa bosan, dok." kataku kecut.
"ibu bisa mengimbanginya dengan melakukan sedikit senam ibu hamil. sekarang kan sudah banyak yang menjual DVD senam ibu hamil. berjalan-jalan di pagi hari dan di sore hari di sekitar rumah juga sangat disarankan supaya ibu dan janin sama-sama kuat. tentu itu semua juga harus dibimbing dan di awasi oleh bapak. tugas bapak adalah memperhatikan ibu supaya ibu tidak terlalu lelah dalam menjalankan aktivitasnya. bapak jangan cuma bekerja saja di luar, tapi juga membantu tugas-tugas ibu di rumah."
"baik, dok". kulihat suamiku tersenyum dengan gembira seperti itu membuatku merasa lega. aku beruntung memiliki ia.
aku beruntung memiliki senyum dan pelukannya yang hangat.
aku beruntung memiliki bapak dari anak yang kukandung seperti ia.
[Keito POV]
syukurlah. bayiku dalam keadaan sehat. tak sampai satu jam dari rumah sakit, sudah kuboyong isteriku pergi berbelanja kebutuhan bayi. pergi kesana-kemari, membeli ini dan itu. memang melelahkan tapi itu tak sebanding dengan kegembiraan yang tengah kumiliki saat ini. kuperhatikan sesekali isteriku dengan senyum sumringahnya melihat dot bayi atau baju-baju bayi yang dipajang di etalase toko membuatku merasa 'ah.. sebentar lagi aku jadi ayah'.
sambil menyusuri jalan setapak, kami berbincang-bincang untuk mengusir kebosanan. sambil kudekap ia dan memegang punggungnya dengan lembut, ku tuntun ia berjalan. pasti rasanya sangat melelahkan. dengan perut sebesar itu dan ada kehidupan didalamnya membuatku turut merasakan sakit. ketika ku melangkahkan kakiku, kutatap seorang pemuda bertubuh kecil di hadapanku. aku mengenal pemuda itu. ya, tak salah lagi. ia pun membelalakkan matanya melihatku dan menyadari aku yang pernah dikenalnya.
"Keito?", tanyanya sambil menduga-duga.
"Yuri?", akupun menduga-duga takut salah orang. tapi itu memang benar-benar dia. pemuda bertubuh kecil dengan bibir berwarna merah jambu dengan wajah bak lukisan itu memang benar-benar dia. tak salah lagi.
"siapa dia, sayang?" tanya isteriku.
tak kulihat isteriku. aku masih memandang wajah pemuda itu dengan kagum. sama sekali tak ada yang berubah dari dirinya semenjak SMA dulu.
"dia.. mantan pacarku." jawabku.
"HAH???" tanyanya melotot ke arahku kemudian bergantian ke arah pemuda itu.
"lama tak jumpa", sapa Chinen Yuri sambil tersenyum dengan lembut ke arahku.
-BERSAMBUNG-
ini adalah fanfiction pertama saya yang saya pikirkan masak-masak. haha..gara-gara kagum dengan beberapa Author di luar sana yang menurut saya kekuatan imajinasinya tinggi dan hasil fanfictionnya pun bagus-bagus.
aku jadi minder haha..
ini masih permulaan. aku harap fanfiction ini masih bisa terus berlanjut dan membuat orang menunggu-nunggu fanfiction ini. aku harap kalian menyukainya~>.<!
jujur, saat menulis ini, saya suka geli sendiri. membayangkan Keito-kun se-mesum itu, membuatku semakin gila karenanya. nggak tega! aku tahu ia romantis dilihat dari wajah dan sikapnya di video-video JUMP yang ku tonton *sotoy*
lalu membayangkan Chii h*mo seperti itu membuatku semakin menjadi gila XD
sebenarnya ide ini muncul saat saya membaca fanfiction seorang Author. sebenarnya jalan ceritanya sangat berbeda dengan jalan ceritaku. tapi saat membaca fanfict-nya, ide Chii yang h*mo itu tiba-tiba muncul XD.
soal siapa pasangannya Chii, saya sempat memasangkannya dengan Ryo-chan tapi sekali-sekali Keito lah. lagipula Keito terlihat lebih 'seme' daripada Ryo-chan dan tentu saja Keito-kun lebih tinggi daripada Ryo-chan dan Chii. jadi kuputuskan untuk menaruh Keito-kun sebagai tokoh utama.
awalnya saya ingin membuat cerita comedy tetapi entah kenapa saat membuatnya jadi romance dan bahkan 'hentai' begitu ==a. lalu tiba-tiba muncul ide kalau 'bagaimana kalau sekalian dibuat yaoi saja?'
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnggggggggggggggg.............
akan kupikirkan nanti!
lalu soal Yamapi yang muncul di cerita ini, kupikir dia lebih cocok jadi dokter, ya kan? haha..
ba.. bagaimana ceritanya? menarik tidak? saya harap kalian menyukainya!
soal adegan 'ero' itu anggap saja sebuah seni karena saya pun menganggapnya demikian.
terima kasih sudah membaca sampai akhir!
kuharap setelah ini perut kalian baik-baik saja haha..
sampai jumpa di Chapter 2~^o^/
"Jangan-Jangan Suamiku...??"
jujur, hanya judul itu yang terlintas di benakku.
ini merupakan fanfiction saya yang dibintangi oleh anak JUMP. hehe.. teuteup yak! XD
saya adalah Author Super Amatir.
jadi, maaf kalau ceritanya ngawur, aneh, gaje, menyesatkan, menyebalkan, bikin sakit mata, dan bikin ayan se-RT karena saya masih belajar dan sedang menata EYD saya dengan sebaik-baiknya.
tapi dibalik semua ke-gaje-an itu, saya berharap kalian semua dapat menikmati karya saya ini.
mohon bantuannya mengenai fanfict ini kawan!
jadi ayo beri komentar!!!
Judul : Jangan-Jangan Suamiku...??
Chapter : 1
Genre : nnnnggg... entahlah. soalnya saya langsung membuatnya disini tanpa berpikir genre apa yang pantas XD
Cast : Okamoto Keito, Okamoto Miki (karakter buatan saya), Chinen Yuri, member Hey! Say! JUMP lainnya, Yamashita Tomohisa.
[Miki POV]
Hari minggu pagi. oke, aku tahu. hari ini jadwal check up kandungan di Rumah Sakit Sayang Sekali. kulihat jam beker Mickey Mouse pemberian Keito. ah.. masih jam 7 pagi rupanya. jadwal check up masih dua jam lagi. kuputuskan untuk segera bangun, pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, lalu menyiapkan sarapan di dapur yang masih kinclong di hari ini. sarapan yang menurutku mudah dibuat... Nasi goreng dan telur dadar.
oke, aku tahu ini keterlaluan. aku sudah menjadi isteri Keito satu setengah tahun yang lalu namun sarapan yang kubuat hanya itu-itu saja. bahkan yang lebih elit sedikit hanyalah beberapa lembar roti tawar dan mentega tersedia di meja makan sekali-sekali meniru sarapan khas orang barat. baiklah, aku akan berjuang di hari esok. akan kubuatkan sarapan yang lebih enak di hari berikutnya.
ku intip sedikit ke arah tempat tidur.
belum bangun rupanya. suamiku yang tampan masih tertidur pulas disana. masih melanjutkan rutinitas sebagai seorang isteri, memasak. ah.. bukan. lebih tepatnya menggoreng. masih terngiang di benakku kala itu, saat Keito melamarku, kemudian kami menikah, lalu bercumbu, lalu sekarang aku hamil. semua begitu cepat. akupun tersenyum-senyum sendiri sembari mengingat masa-masa yang penuh dengan kenangan. ibaratnya kalau di komik-komik yang sering kubaca, sekarang ini pasti di background ku ada berkuntum-kuntum bunga dengan warna merah jambu di sekelilingku. haha... payah.
"Hayoo.. senyum-senyum sendiri. haha..", aku melongok saat seseorang memegang pinggangku sambil mencium pundakku dari belakang.
"K.. Keito..! bikin kaget saja!", teriakku padanya saat aku membalikkan badanku ke arahnya.
"Morning honey~", katanya sambil mengecup bibirku dengan lembut.
aku hanya merasakannya dengan lembut. bukan ciuman panas seperti biasanya. mungkin karena ini masih terlalu pagi dan Keito belum sepenuhnya berhasil mengumpulkannya nyawanya dan masih terbawa mimpi.
"mo.. morning... kau mengagetkanku. bagaimana kalau nasi gorengnya gosong?", tanyaku cemberut.
"kita masih bisa delivery atau makan di luar. itu sudah cukup". aku mentapnya lekat-lekat.
aku tahu semalam dia bermimpi yang aneh karena ia ngelindur sambil mengatakan 'aku mau ayam goreng...". dan itu cukup membuatku tercengang dan terpaku selama beberapa saat setelah aku menemukan diriku yang benar-benar tidak bisa memasak kecuali membuat nasi goreng dan telur goreng. memang ayam goreng mudah dibuat tetapi aku tak tahan dengan cipratan minyak setiap kali hendak memasukkan ayam-ayam itu ke dalam wajan. oke, aku tahu aku egois. aku tahu benar aku adalah isteri yang payah. isteri payah yang hanya bisa memasak jenis tertentu dan hanya bisa delivery order saja. plis deh~!! aku benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik. aku benar-benar ingin menjadi seorang isteri yang baik dan menjadi ibu yang baik untuk anakku kelak. aku ingin bisa memasak!
"mandi sana!", perintahku sambil membolak-balikkan spatula di wajan. sebentar lagi matang pikirku.
"tidak mau. aku hanya mau bersama isteriku lebih lama seperti ini", jawabnya sembari melingkarkan tangannya di pinggangku kemudian merapatkan tubuhnya di punggungku.
"mesum!!! sana, pergi mandi atau kau tidak akan mendapatkan jatah sarapanmu selama seminggu!"
"eeehh?? baiklah!", katanya terhuyung-huyung sambil mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi. ber-shower.
gawat. hampir saja jantungku mau lompat.
[Keito POV]
aku masih tak percaya ketika mendapati diriku yang terbangun di pagi hari kemudian melihat sosok seorang wanita sedang memasak di dapur. ah.. aku sudah menikah ternyata. aku tahu itu sudah cukup lama. satu tahun setengah kurasa dan saat ini isteriku sudah mengandung tujuh bulan. anak pertama. aku akan menjadi seorang ayah. seorang ayah yang setiap pagi mengantarkan anaknya ke sekolah, kemudian pergi ke kebun binatang bersama, lalu main gitar bersama. ah.. aku sungguh tak sabar menunggu hari itu tiba. segera saja ku tuntaskan tubuhku yang basah karena air ini, membungkusnya dengan handuk, lalu pergi berbenah diri untuk bersiap sarapan lalu mengantarkan isteriku ke rumah sakit. ya, Satou Miki..ah, bukan! Okamoto Miki. ya, sekarang namanya sudah berubah menjadi 'Okamoto'. aku akan mengantarkannya kesana bersama dengan calon anakku.
"ayo sarapan. makanannya sudah siap", sapa isteriku sesaat setelah aku keluar dari kamar mandi.
"oke! kau juga bersiap-siaplah. kita akan ke rumah sakit setelah sarapan", balasku tersenyum.
kulihat ia menyunggingkan senyum di bibirnya. ah.. ia terlihat manis sekali. "aku tahu", katanya.
[Author POV]
dalam waktu dua puluh menit, mereka sampai di rumah sakit. mereka bertemu dengan dokter kandungan, Yamashita Tomohisa.
[Miki POV]
"jadi bagaimana dok?", tanyaku pada dokter Yamashita di depanku sekarang.
dokter kurus yang tampak masih muda itu dengan berbalut seragam putih dengan stetoskop yang menggantung di sekitar lehernya sedang menulis laporan di buku besar yang ia pegang. 'tampan' pikirku. kulihat Keito mendekatkan wajahnya ke arahku sambil meamandang sinis. aku tahu yang ia pikirkan. ia cemburu pada dokter itu. akupun hanya bisa tersenyum ke arahnya.
"karena sudah tujuh bulan, ibu jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja. tentu saja, itu termasuk pekerjaan rumah tangga dan apapun yang bisa membuat ibu menjadi lelah. anda tidak boleh terlalu lelah karena itu bisa mempengaruhi janin yang ada di kandungan ibu. ibu harus sering-sering memijat-mijat bagian perut ibu dengan lembut supaya janin dalam kandungan bisa merasakan kelembutan ibunya juga." kata dokter itu dengan setengah bercanda. kami tertawa kecil.
"tapi.. kalau terlalu santai seperti itu, saya bisa bosan, dok." kataku kecut.
"ibu bisa mengimbanginya dengan melakukan sedikit senam ibu hamil. sekarang kan sudah banyak yang menjual DVD senam ibu hamil. berjalan-jalan di pagi hari dan di sore hari di sekitar rumah juga sangat disarankan supaya ibu dan janin sama-sama kuat. tentu itu semua juga harus dibimbing dan di awasi oleh bapak. tugas bapak adalah memperhatikan ibu supaya ibu tidak terlalu lelah dalam menjalankan aktivitasnya. bapak jangan cuma bekerja saja di luar, tapi juga membantu tugas-tugas ibu di rumah."
"baik, dok". kulihat suamiku tersenyum dengan gembira seperti itu membuatku merasa lega. aku beruntung memiliki ia.
aku beruntung memiliki senyum dan pelukannya yang hangat.
aku beruntung memiliki bapak dari anak yang kukandung seperti ia.
[Keito POV]
syukurlah. bayiku dalam keadaan sehat. tak sampai satu jam dari rumah sakit, sudah kuboyong isteriku pergi berbelanja kebutuhan bayi. pergi kesana-kemari, membeli ini dan itu. memang melelahkan tapi itu tak sebanding dengan kegembiraan yang tengah kumiliki saat ini. kuperhatikan sesekali isteriku dengan senyum sumringahnya melihat dot bayi atau baju-baju bayi yang dipajang di etalase toko membuatku merasa 'ah.. sebentar lagi aku jadi ayah'.
sambil menyusuri jalan setapak, kami berbincang-bincang untuk mengusir kebosanan. sambil kudekap ia dan memegang punggungnya dengan lembut, ku tuntun ia berjalan. pasti rasanya sangat melelahkan. dengan perut sebesar itu dan ada kehidupan didalamnya membuatku turut merasakan sakit. ketika ku melangkahkan kakiku, kutatap seorang pemuda bertubuh kecil di hadapanku. aku mengenal pemuda itu. ya, tak salah lagi. ia pun membelalakkan matanya melihatku dan menyadari aku yang pernah dikenalnya.
"Keito?", tanyanya sambil menduga-duga.
"Yuri?", akupun menduga-duga takut salah orang. tapi itu memang benar-benar dia. pemuda bertubuh kecil dengan bibir berwarna merah jambu dengan wajah bak lukisan itu memang benar-benar dia. tak salah lagi.
"siapa dia, sayang?" tanya isteriku.
tak kulihat isteriku. aku masih memandang wajah pemuda itu dengan kagum. sama sekali tak ada yang berubah dari dirinya semenjak SMA dulu.
"dia.. mantan pacarku." jawabku.
"HAH???" tanyanya melotot ke arahku kemudian bergantian ke arah pemuda itu.
"lama tak jumpa", sapa Chinen Yuri sambil tersenyum dengan lembut ke arahku.
-BERSAMBUNG-
ini adalah fanfiction pertama saya yang saya pikirkan masak-masak. haha..gara-gara kagum dengan beberapa Author di luar sana yang menurut saya kekuatan imajinasinya tinggi dan hasil fanfictionnya pun bagus-bagus.
aku jadi minder haha..
ini masih permulaan. aku harap fanfiction ini masih bisa terus berlanjut dan membuat orang menunggu-nunggu fanfiction ini. aku harap kalian menyukainya~>.<!
jujur, saat menulis ini, saya suka geli sendiri. membayangkan Keito-kun se-mesum itu, membuatku semakin gila karenanya. nggak tega! aku tahu ia romantis dilihat dari wajah dan sikapnya di video-video JUMP yang ku tonton *sotoy*
lalu membayangkan Chii h*mo seperti itu membuatku semakin menjadi gila XD
sebenarnya ide ini muncul saat saya membaca fanfiction seorang Author. sebenarnya jalan ceritanya sangat berbeda dengan jalan ceritaku. tapi saat membaca fanfict-nya, ide Chii yang h*mo itu tiba-tiba muncul XD.
soal siapa pasangannya Chii, saya sempat memasangkannya dengan Ryo-chan tapi sekali-sekali Keito lah. lagipula Keito terlihat lebih 'seme' daripada Ryo-chan dan tentu saja Keito-kun lebih tinggi daripada Ryo-chan dan Chii. jadi kuputuskan untuk menaruh Keito-kun sebagai tokoh utama.
awalnya saya ingin membuat cerita comedy tetapi entah kenapa saat membuatnya jadi romance dan bahkan 'hentai' begitu ==a. lalu tiba-tiba muncul ide kalau 'bagaimana kalau sekalian dibuat yaoi saja?'
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnggggggggggggggg.............
akan kupikirkan nanti!
lalu soal Yamapi yang muncul di cerita ini, kupikir dia lebih cocok jadi dokter, ya kan? haha..
ba.. bagaimana ceritanya? menarik tidak? saya harap kalian menyukainya!
soal adegan 'ero' itu anggap saja sebuah seni karena saya pun menganggapnya demikian.
terima kasih sudah membaca sampai akhir!
kuharap setelah ini perut kalian baik-baik saja haha..
sampai jumpa di Chapter 2~^o^/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comment? ayo!!^-^